LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TENTANG
PERNAFASAN PADA SERANGGA
KELAS XI IPA 2
KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK :
ANA KURNIAWATI
EKA YULIANA SARI
MAYA SEPTI CAHYANI
PUTU AYU MEILINA
TOSA KUSMIJIYANTO
SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO
TP 2012/2013
A. Pendahuluan
Serangga bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas tubuh yang disebut stigma atau spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin. Spirakel terdapat sepasang dan tiap ruas tubuh mempunyai katup untuk menjaga penguapan air yang dikontrol oleh otot. Sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Dari spirakel, udara terus masuk ke pembuluh trakea memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Trakea memanjang bercabang-cabang dan cabang yang terkecil yang menembus jaringan disebut trakeolus. Trakeolus tidak mempunyai lapisan kitin dan dibentuk oleh sel yang disebut dengan trakeoblas. Sistem trakea merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara, mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan megeluarkan karbon dioksida. Jadi darah serangga tidak berfungsi sebagai pengangkutan gas. Trakea tersususn dengan teratur sebagian berjalan longitudinal (memanjang) dan sebagian lagi transversal (melintang). Adapun fungsi spirakel dan trakea adalah untuk memungkinkan lewatnya udara ke percabangan saluran yang disebut trakeol yaitu saluran lembut intraseluler dan trakeolus merupakan percabangan saluran yang berukuran halus yaitu 0,1 nanometer yang ujungnya berbatasan dengan sel-sel tubuh sehingga langsung terjadi difusi gas.
B. Tujuan
1. Membuktikan bahwa pernapasan pada serangga membutuhkan oksigen.
2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada serangga pada saat bernapas.
3. Menghitung rata-rata pernafasan serangga dalam ml per menit.
C. Alat dan bahan
1. Respirometer sederhana
2. Timbangan
3. Tiga ekor belalang
4. Kristal NaOH / KOH
5. Kapas
6. Pipet tetes
7. Stopwatch
8. Eosin
9. Vaselin
D. Langkah Kerja
1. Siapkan 3 serangga (belalang) dan timbang satu persatu
2. Bungkus KOH dengan kapas dan masukkan ke dalam tabung respirometer
3. Masukkan satu persatu belalang ke dalam tabung respirometer
4. Olesi sambungan tabung dan pipa dengan vaselin
5. Letakkan respirometer sejajar dengan meja
6. Teteskan eosin pada ujung respirometer yang terbuka pada angka nol
7. Amati pergerakan eosin dalam waktu 2 menit pertama sampai 2 menit ke lima
8. Catat hasil perpindahan eosin
Gambar Rangkaian Respirometer
E. Hasil Kegiatan / Percobaan
No Berat Hewan (gr) Skala kedudukan eosin 2 menit Rata-rata
I II III IV V
1 2,7 0,18 0,31 0,42 0,5 0,6 0,402
2 2,9 0,15 0,3 0,4 0,5 0,56 0,382
3 3 0,1 0,2 0,28 0,37 0,43 0,276
F. Pembahasan
Siapkan belalang lalu timbang berat balalang. Lalu KOH yang dibungkus dengan kapas dimasukkan ke dalam tabung respirometer. KOH berfungsi untuk mengikat karbon dioksida. Masukkan hawan yang sudah ditimbang ke dalam tabung reapirometer kemudian tutup tabung respirometer dengan pipa respirometer yang berskala. Respirometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat diamati pada pipa kapiler berskala. Olesi bagian sambungan botol dan pipa dengan vaselin. Fungsi dari vaselin disini adalah agar tidak terjadi pertukaran udara. Pastikan menutup sambungannya benar-benar rapat. Letakkan respirometer tadi dengan meja, dan pasangkan pada statifnya. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer yang terbuka dan tempat eosin harus sejajar dengan angka nol. Hurkat dan Marthur (1976) menambahkan bahwa konsumsi oksigen pada tiap organisme berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, temperatur, ukuran badan, aktivitas dan hormon. Semakin kecil hewannya akan semakin semakin cepat laju konsumsinya dan begitu pula sebaliknya, semakin besar hewannya maka semakin lambat pula laju konsumsinya.
Mekanisme pernapasan pada serangga, adalah sebagai berikut :Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mengecil sehingga udara kaya oksigen keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea membesar akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea. Udara masuk melalui 4 pasang stigma depan dan keluar melalui 6 pasang stigma abdonem. Dengan demikian udara yang miskin oksigen tidak akan bercampur dengan udara yang kaya oksigen yang masuk.
G. Jawaban Pertanyaan
1. Ya, semakin kecil berat badan maka semakin cepat respirasinya, dan semakin besar berat badan maka semakin lambat respirasinya.
2. Mengikat karbondioksida yang dikeluarkan pada saat proses respirasi
3. Pada menit pertama respirasi hewan cepat, dan pada menit terakhir respirasinya semakin lambat
4. KOH/NaOH dan berat badan
H. Kesimpulan
Semakin besar hewan maka perpindahan air yang terdapat di dalam respirometer semakin lambat. Sedangkan semakin kecil hewan maka perpindahan air yang terdapat di dalam respirometer semakin cepat. Jadi semakin banyak oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi hewan yang semakin berat.
FEBRIANI FENNY'S BLOG
Senin, 09 September 2013
Jumat, 06 September 2013
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK TANAMAN BAYAM Amaranthus sp
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK
TANAMAN BAYAM
Amaranthus
sp
Disusun
oleh :
1.
Fenny Febriani
2.
Fransisca Natalia
3.
Maya Septi Cahyani
4.
Tosa Kusmijiyanto
5.
Tri Apriliana
Kelas
: XI IPA 2
SMA
NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO
LAMPUNG
TIMUR
TAHUN
AJARAN 2012/2013
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Budidaya Tanaman Hidroponik Bayam (Amaranthus
sp).
Harapan kami, semoga makalah
Budidaya Tanaman Hidroponik Bayam (Amaranthus
sp) ini dapat menjadi pedoman informasi mengenai budidaya tanaman secara hidroponik.
Dan semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat dimanfaatkan di
kemudian hari.
Akhir kata, kami selaku penulis
makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih kurang. baik dari segi penulisan
maupun materi cakupannya. Oleh sebab itu, kami selaku penulis makalah ini
mengharapkan adanya kritik dan saran yang mendukung agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi.
Semoga, makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin...
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Bandar
Sribhawono, 30 Januari 2013
Penulis
Kelompok
2
Daftar Isi
Halaman Sampul..................................................................................................... I
Kata Pengantar....................................................................................................... II
Daftar Isi............................................................................................................... III
Bab I Pendahuluan...................................................................................................
Sejarah Perkembangan Hidroponik....................................................................
Sejarah Perkembangan Tanaman Bayam...........................................................
Sejarah Tanaman Bayam (Amaranthus sp)........................................................
Jenis-jenis Tanaman Bayam .............................................................................
Bab
II Isi...................................................................................................................
Proses Persemaian/Pembibitan...........................................................................
Alat dan Bahan...........................................................................................
Langkah Kerja............................................................................................
Proses Pindah Tanam/Penanaman......................................................................
Alat dan Bahan...........................................................................................
Langkah kerja.............................................................................................
Proses Perawatan/Pemeliharaan.........................................................................
Penyiraman.................................................................................................
Pembubunan...............................................................................................
Pemupukan.................................................................................................
Penjarangan................................................................................................
Pemangkasan..............................................................................................
Pewiwilan...................................................................................................
Pemasangan Alas Karung Goni...................................................................
Penaungan..................................................................................................
Pemasangan Benang Lanjaran....................................................................
Pengajiran/Pelanjaran..................................................................................
Pembersiahan.............................................................................................
Penyulaman................................................................................................
Pemberian ZPT...........................................................................................
Pemberantasan Hampen.............................................................................
Bab III Penutup........................................................................................................
Panen dan Pasca Panen......................................................................................
Panen..........................................................................................................
Pasca Panen................................................................................................
Daftar Pust................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Perkembangan Hidroponik
Sejarah hidroponik bisa dibilang sudah ada sejak ribuan tahun
yang lalu, seperti diketahui Babylon yang merupakan negara di Mesopotamia
kuno, peninggalannya yang tersisa sekarang adalah sebuah kota kecil antara
sungai efrat dan sungai tigris sekitar 85 km sebelah selatan kota Baghdad,
Irak. Pada masa kekaisaran Babilonia di kota tersebut terdapat sebuah taman
yang dikenal dengan sebutan “taman gantung” atau “hanging garden” yang dibuat
kira-kira tahun 600 SM. Taman gantung ini adalah merupakan hadiah dari Raja Nebukadnezar II untuk istri
tercintanya bernama Amytis, yang juga sebagai permaisuri. Taman gantung ini
dibuat secara bertingkat dan tidak semuanya menggunakan media tanah sebagai
media tanam, luas dari taman ini diperkirakan sekitar 16187.44 m². Taman
gantung ini juga telah masuk sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia.
Seperti halnya Babylon, negeri Cina juga telah mencoba menerapkan cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam. Cina telah menerapkan teknik bercocok tanam yang dikenal dengan “taman terapung”. Bahkan di Mesir, Cina dan India juga sudah menerapkan cara bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, mereka sudah menggunakan pupuk organik yang mereka gunakan sebagai supply bahan makan untuk tanaman yang mereka tanam di dalam bedengan pasir yang terletak di tepi sungai. Cara bercocok tanam seperti ini dikenal dengan istilah “river bed cultivation”.
Seperti halnya Babylon, negeri Cina juga telah mencoba menerapkan cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam. Cina telah menerapkan teknik bercocok tanam yang dikenal dengan “taman terapung”. Bahkan di Mesir, Cina dan India juga sudah menerapkan cara bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, mereka sudah menggunakan pupuk organik yang mereka gunakan sebagai supply bahan makan untuk tanaman yang mereka tanam di dalam bedengan pasir yang terletak di tepi sungai. Cara bercocok tanam seperti ini dikenal dengan istilah “river bed cultivation”.
Istilah hidroponik (hydroponic) lahir sekitar tahun 1936 yang dikemukakan oleh W.A Satchell. Kemudian DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California. ini melakukan percobaan dan penelitian dengan menanam tomat di dalam bak yang berisi mineral sehingga tomat tersebut mapu bertahan hidup dan dapat tumbuh sampai ketinggian 300 cm juga memiliki buah yang lebat. Sebelumnya beberapa ahli patologis tanaman juga melakukan percobaaan dan penelitian untuk dapt melakukan bercocok tanam tanpa media tanah sebagai media tanam, sehingga pada masa itu bermunculan istilah-istilah : “nutri culture”, “water culture”, ”gravel bed culture”, dan istilah “solution cilture”.
Penemuan besar ini telah menjadi trend di abad 20, karena bercocok tanam dengan cara hidroponik dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga sekalipun yang gemar bertanam tanam hias.
Bisa juga kita lihat, pada kisaran tahun 1950 ketika Jepang dbombardir dengan bom atom oleh sekutu yang membuat tanah di negara Jepang menjadi kering dan tandus. Negara Jepang juga menerapkan system bercocok tanam dengan teknik Hidroponik. Irak, Bahrain dan negara-negara gurn pasir juga telah menerapkan cara bercocok tanam dengan teknik hidroponik, karena tanah di negara-negara tersebut hanya berupa gurun pasir yang tandus.
1.2 SEJARAH
PERKEMBANGAN TANAMAN BAYAM (Amaranthus
sp)
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp. Kata
"amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting"
(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula
dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam
dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara
berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar
negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis
sayuran komersial yang mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional
maupun pasar swalayan.Harganyapun dapat terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat.Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim
tropis, namun sekarang tersebar keseluruh dunia.Hampir semua orang mengenal dan
menyukai kelezatannya.Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin
dalam perut dan dapat memperlancar pencernaan.Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian
daun dan batangnya.Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung,
obat, bahan kecantikan, dan lain-lain.Ciri dari jenis bayam yang enak untuk
dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan empuk.Sedangkan bayam yang berdaun
besar, tipis diolah campur tepung untuk rempeyek.
Klassifikasi botani tanaman bayam adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Subfamily : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus sp
JENIS-JENIS TANAMAN BAYAM
Bayam yang dikenal oleh masyarakat indonesia ternyata
punya aneka jenis, dan punya fungsi yang berbeda dalam kuliner. Berikut ini
bayam-bayam yang dibedakan menjadi empat jenis,yaitu :
Bayam Petik/ Bayam Kakap (A. hybridus)
Bayam Petik/ Bayam Kakap (A. hybridus)
Bayam
petik banyak tumbuh secara liar di
halaman, terutama di pedesaan. Tanamannya tegak dan bisa besar hingga setinggi
dua meter, tanaman ini hanya dipetik
daunnya saja, dan terus dibiarkan tumbuh. Daunnya pun jauh lebih tebal dan
besar dari bayam yang banyak ditemui di pasar dan biasanya hanya daun mudanya
saja yang dipetik dan digunakan untuk lalapan, tumis bayam dan juga untuk bahan
keripik bayam.
Bayam Cabut (A. tricolor)
Disebut bayam cabut karena memang tanaman ini dipanen dengan cara dicabut seakar-akarnya, dan dijual dalam bentuk demikian pula. Batangnya yang lunak juga bisa dimasak karena tanaman ini jauh lebih kecil dari bayam petik, dan masa tanamnya paling lama 25 hari. Ada yang berwarna hijau dan merah, yang pastinya sangat tinggi antioksidan.
Disebut bayam cabut karena memang tanaman ini dipanen dengan cara dicabut seakar-akarnya, dan dijual dalam bentuk demikian pula. Batangnya yang lunak juga bisa dimasak karena tanaman ini jauh lebih kecil dari bayam petik, dan masa tanamnya paling lama 25 hari. Ada yang berwarna hijau dan merah, yang pastinya sangat tinggi antioksidan.
Bayam Duri (A. spinosus )
Tanamannya mirip bayam petik namun nampak lebih kurus karena daunnya yang berbentuk agak runcing dan tidak lebat. Di pangkal cabang-cabangnya juga terdapat duri-duri sehingga disebut juga dengan bayam duri. Dilihat dari tanamannya, bayam yang satu ini memang bukan untuk dimasak, tapi lebih untuk obat alternatif. Bayam duri ampuh untuk mengatasi demam, eksim, bisul, TBC, sakit tenggorokan dan banyak lagi.
Bayam Itik (A. blitum)
Jenis bayam ini memiliki daun yang lebih kecil dan lebih halus sehingga disebut juga dengan bayam kotok, karena memang cocok sekali untuk dimasak sebagai 'kotokan' (masakan sayur dengan santan di Jawa). Ciri khasnya adalah lebar daun yang terlihat lebih kecil dari bayam cabut, dan pada tanamannya pun daun-daun ini tidak bisa sangat besar sehingga nampak berbeda dengan tanaman bayam lainnya
Jenis bayam ini memiliki daun yang lebih kecil dan lebih halus sehingga disebut juga dengan bayam kotok, karena memang cocok sekali untuk dimasak sebagai 'kotokan' (masakan sayur dengan santan di Jawa). Ciri khasnya adalah lebar daun yang terlihat lebih kecil dari bayam cabut, dan pada tanamannya pun daun-daun ini tidak bisa sangat besar sehingga nampak berbeda dengan tanaman bayam lainnya
BAB II
ISI
2.1 PROSES PENYEMAIAN/PEMBIBITAN
Persemaian (Nursery)
adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari
tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di
persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman karena
itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai
keberhasilan penanaman. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara
langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus
disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke
lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar
dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau
jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
maka
hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pembibitan antara lain :
1.
Gunakan benih dengan viabilitas tinggi
(daya kecambah mencapai 90%)
2.
Berikan perlakuan pada benih (seed
treatment)
3.
Penyimpanan benih pada suhu 10°C dan
kelembaban 40%. Benih dapat bertahan hingga beberapa tahun.
4.
Penyimpanan benih pada suhu ruangan
(misalnya laci meja). Benih akan bertahan selama 3 bulan saja.
2.2 Alat dan Bahan
a. Alat :
- Polybag 4 buah
- Sekop kecil 1 buah
- Sarung
tangan 2 pasang
b. Bahan :
- Benih/bibit bayam 30 (15/polybag)
- Media tanam (arang sekam padi)
Secukupnya
- Pupuk kandang (kotoran kambing yang sudah kering) Secukupnya
2.3 Langkah Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Menyiapkan benih yang akan disemai.
3.
Mencampur media arang sekam dengan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
4.
Memasukkan media tanam yang sudah
tercampur kedalam polybag hingga terisi setengah bagian.
5.
Menyiram media tanam dengan air
hingga air menetes dari lubang polybag.
6.
Menaburkan benih keatas media tanam
hingga merata.
7.
Menutupi benih yang sudah ditabur
tadi dengan pasir halus (tipis saja).
8.
Menyiram media 2-3 kali sehari agar
tidak kering.
9.
Mengamati perubahan yang terjadi
pada benih (misalnya pertumbuhan benih mulai dari kecambah hingga pindah
tanam).
2. 4 PROSES PINDAH
TANAM/PENANAMAN
Pemindahan/penanaman
bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan
setelah
semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk tanaman
bayam atau Amaranthus sp
umur semai 7 - 14 hari. Pengadaan bibit/semai melalui persemaian
yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin
keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan
benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di
lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di
lapangan.
2.5 Alat dan Bahan
a.
Alat :
- Sekop kecil 1 buah
- Bambu 1 meter
- Ember 1 buah
- Benang nylon 2 meter
- Gunting 1 buah
- Handspreyer 1 buah
b.
Bahan :
- Media arang sekam padi Secukupnya
- Bibit bayam Siap pindah tanam
- Air Secukupnya
- Ekstrak daun nimba 100 mL
2.6 Langkah Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Membersihkan media yang akan
digunakan untuk pindah tanam.
3.
Menyiram tanaman hingga jenuh
sebelum diangkat dari tempatnya.
4.
Memilih bibit yang baik dan
memisahkan bibit yang buruk.
5.
Mengeluarkan bibit dari polybag
dengan cara menggunting bagian samping polybag.
6.
Membuat lubang pada media tanam baru
dengan sekop kecil.
7.
Menanam bibit beserta sedikit sekam
yang masih menempel pada akar bibit kedalam lubang media tanam.
8.
Meratakan media tanam baru dengan
sekop kecil. Kemudian memasang bilah bambu pada bibit bayam agar tidak rebah.
9.
Menyiram bibit sekali lagi hingga
jenuh.
10. Menyemprotkan ekstrak daun nimba.
2.7
PROSES PERAWATAN/PEMELIHARAAN
Proses Perawatan/Pemeliharaan
Proses perawatan/pemeliharaan sangatlah penting dilakukan
jika menginginkan tanaman ataupun hasil panen yang baik. Apabila tanaman tidak
dirawat, maka tanaman akan mudah terserang hama penyakit dan mati. Berikut ini
adalah beberapa macam proses perawatan/pemeliharaan tanaman.
1.
Penyiraman
Penyiraman adalah proses pemberian air untuk tanaman secara
periodik. Proses penyiraman ini dilakukan selama pertumbuhan tanaman. Waktu
yang tepat untuk melakukan penyiraman adalah pada pagi dan sore hari (pagi
pukul 06.00 sd 09.00 dan sore pukul 15.00 sd 17.30).
2.
Pembubunan
Proses penyiraman secara terus-menerus mengakibatkan media
tanam menjadi terkikis oleh air. Hal itu akan memicu munculnya/terlihatnya akar
di permukaan tanah sehingga perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan adalah
proses penimbunan media tanam baru keatas akar tanaman yang mulai terlihat di
permukaan tanah.
3.
Pemupukan
Pemupukan adalah proses pemberian zat-zat yang dibutuhkan
tanaman yang bertujuan agar tanaman menjadi lebih subur. Pemupukan dapat
dilakukan dengan pupuk organik ataupun kimiawi, tergantung pada zat yang
diperlukan oleh tanaman tersebut.
4.
Penjarangan
Semakin lama, tanaman akan semakin tumbuh dan berkembang.
Tanaman akan memerlukan tempat yang lebih luas lagi. Dengan begitu, diperlukan proses penjarangan.
Penjarangan adalah proses pemindahan tanaman yang terlalu rapat dan pencabutan
tanaman yang buruk/mati agar media tanam menjadi agak luas.
5.
Pemangkasan
Pemangkasan adalah proses pengurangan daun-daun yang terlalu
rimbun dan mudah tidak efektif untuk proses fotosintesis. Apabila dedaunan ini
tidak dipangkas, maka daun ini hanya akan menjadi beban bagi tanaman saja
karena sudah tidak mampu menghasilkan zat makanan.
6.
Pewiwilan
Proses mengurangi tunas air yang tumbuhnya keatas dan bukan
kesamping dinamakan pewiwilan. Jika proses ini tidak dilaksanakan, maka tunas
air ini akan tumbuh menjadi batang baru dan bukan batang induk.
7.
Pemasangan Alas Karung Goni
Pemasangan alas karung goni adalah pemberian alas pada
tanaman apabila lantai media tanam terbuat dari tanah. Pemasangan alas
bertujuan agar media tanam tidak ditumbuhi rumput/tanaman liar.
8.
Penaungan
Proses pemberian atap berupa paranet atau plastik UV agar
tanaman terhindar dari sinar matahari secara langsung ataupun terkena air
hujan.
9.
Pemasangan Benang Lanjaran
Arang sekam padi sebagai media tanam memiliki sifat ringan
dan porus, hal ini membuat akar tanaman tidak bisa dicengkeram dengan kuat dan
menyebabkan tanaman mudah rebah. Agar tanaman tidak rebah, diperlukan
pemasangan benang lanjaran. Pemasangan benang lanjaran adalah proses pemberian
benang pada batang tanaman agar tanaman tidak rebah.
10. Pengajiran/Pelanjaran
Pengajiran untuk
menghindari agar tanaman tomat tidak rebah dan memudahkan pemeliharaan. Ajir
dipasang pada saat tanaman berumur 1 bulan atau tanaman mencapai tinggi
kira-kira 40 cm. Ajir yang dapat digunakan misalnya bambu atau tali.
11. Pembersihan
Adalah proses membersihkan lingkungan sekitar tanaman dengan
cara mencabuti rumput-rumput yang ada ataupun dengan cara membersihkan dedaunan
yang berjatuhan.
12. Penyulaman
Penyulaman adalah
mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik. Penyulaman
dilakukan bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik.
Penggantian tanaman harus dengan tanaman yang subur pertumbuhannya dan seumur
dengan tanaman yang diganti.
13. Pemberian
ZPT
Pemberian ZPT adalah proses pemberian zat rangsangan pada
tumbuhan agar tanaman cepat tumbuh. Selain itu, ZPT juga dapat merangsang
pembuangan, memperkuat bunga agar tidak mudah rontok, dan mempercepat
pematangan buah.
14. Pemberantasan
Hampen
Pemberantasan hampen atau hama penyakit adalah proses
pengurangan dan menghilangkan hama dan penyakit yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan
cara menyemprotkan pestisida organik pada daun tanaman atau mematikannya langsung
(jika hama itu seekor ulat)
BAB III
PENUTUP
3.1
PANEN
Panen
merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),
tapi
merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk
penyimpanan
dan pemasaran. Komoditas yang di panen tersebut selanjutnya akan
melalui
jalur-jalur tataniaga, sampai berada di tangan konsumen. Panjang pendeknya
jalur
tataniaga tersebut menentukan tindakan panen dan pascapanen yang bagaimana
yang
sebaliknya dilakukan. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah
mengumpulkan
komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat,
dengan
kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang
“rendah”.
3.2 PASCA PANEN
Pasca
panen merupakan suatu kegiatan yang
meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan,
standarisasi mutu, dan transportasi hasil budidaya pertanian.
Pengertian penanganan pasca panen :
1.
Pengangkutan
Pengangkutan adalah proses setelah buah bayam dipanen.
Setelah dipanen, bayam akan diangkut menuju ke pengepul buah bayam dan setelah
itu akan di sortir.
2. Sortasi
yaitu pemisahan
komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak
layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular
pada yang sehat.
3. Pencucian
(washing) yaitu membersihkan kotoran yang menempel dan memberi
kesegaran pada tanaman bayam. Selain itu dengan pencucian juga dapat mengurangi
residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa. Pencucian disarankan
menggunakan air yang bersih, penggunaan desinfektan pada air pencuci sangat
dianjurkan.
Grading
Grading
adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas.
Tujuan dari tindakan grading ini
adalah
untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang
lebih
baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masing
kualitas
tergantung dari permintaan pasar.
5. Pengepakan/pengemasan/pembungkusan
Pengemasan
adalah proses pemberian wadah/bungkus setelah tomat disortir dan dibersihkan.
Proses pengemasan harus semenarik mungkin agar konsumen tertarik dengan hasil
panen
Pemasaran
adalah proses terakhir dalam pasca panen. Pemasaran dapat dilakukan di
pasar-pasar tradisional, swalayan, ataupun di lingkungan sekitar rumah.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahayu, Sri. 2012. Buku Panduan
Praktik Budidaya Tanaman Sayuran dan Buah Hibrida
Dengan
Sisitem Hidroponik. Sribhawono.
Sumber
Lain :
Anonymousa, 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Panen.
http://sejarah-baym.html
Langganan:
Postingan (Atom)